Selasa, 18 Agustus 2015

17an: Antara Kerupuk,Bendera dan Balap Karung dan Pekik merdeka

Merdeka....Merdeka...70 Tahun Bangsa ini diProklamasi oleh duo Peci Hitam,Duet Kolaborasi Antar Pulau,Duet Dua Pemikir Dengan Latar Pemikiran yang berbeda, Soekarno - Hatta,Duet Jawa Minangkabau,menghadirkan Gurih dan Nikmatnya Kemerdekaan 70 Tahun Yang Lalu,Dentang waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB Soekrano berpesan agar memperbanyak naskah, Secuil Kata Proklamasi mengubah tatanan sejarah indonesia,Sejarah Negara dengan Ritme keberagaman,keunikan,dan keindahan,Jahitan Indah merah putih berkibar 70 tahun yang lalu,menandakan Bangsa Indonesia Lahir dan Dengan Gagah Merangkak menuju Indonesia yang besar,Kokoh,Berdaulat Adil dan makmur. 70 Tahun sudah kita menikmati reputasi negara merdeka oleh perjuangan,penuh tangis dan darah pahlawan,namun Sebuah Keberhasilan sudah ditakdirkan akan menyisakan kepedihan,cerita duka....
70 puluh kali kita Merayakan pesta tanpa batasan ruang,waktu,usia dan kreatifitas,Pesta Rakyat Sesungguhnya,Tanpa embel embel politik,tanpa intimidasi,tanpa was was, semua plur,seneng dan bebas terarah meriah dan turun membahu,memperingati tonggak sejarah, karena 17an memiliki makna tersendiri,memiliki sakral yang teramat keramat,denting waktu terus ditunggu jutaan rakyat indonesia,17an agustus hari raya ketiga umat muslim,natal kedua umat protestan,dan hari raya ke berapa bagi Umat Agama lain,pesta yang di tunggu,pesta yang menghadirkan kebersamaan,ibu ibu,bapak bapak,anak anak dan tua muda,bahu membahu,tanpa pangling,risih,melepas segala atribut ketuaan akan dilepas,moment 17an adalah contoh nyata kebersamaan dari mengumpulkan recehan,menghias karnaval,mengikuti lomba dan bersuka cita.
17an antara lomba makan kerupuk,balap karung,dan Teriakan merdeka,
Kenapa sekali kali tidak dirubah format lomba makan kerupuk,sekali kali makan kerupuk diganti makan biskuit makan wafer atau malah makan pizza,bukan bukan semudah itu mengubah lomba makan kerupuk,meski tuntutan perubahan zaman yang kadang bagi sebagian orang merupakan alat propoganda untuk menghilangkan tradisi,adat bahkan norma,dengan kejamnya atas kehendak tuntutan zaman semua orang harus merubah karakter,merubah kebiasaan bahkan merubah kelamin..ha..ha..padahal perubahan zaman harus disikapi dengan menikmati perubahan zaman untuk kemudahan hidup dengan menyelaraskan tradisi,adat dan norma,coba fikirkan atas tuntutan zaman,makan malam di ganti makan tengah malam,minum diganti ngemut batu,bisa apa tidak,mustahil
Begitu juga lomba makan kerupuk,kerupuk merupakan simbol makanan rakyat yang bisa menembus bilik bambu hingga kokohnya resto berbintang dengan cheft ternama sekelas farah quiin, ( Sambil membayangkan Farah Quiin ikut lomba makan kerupuk ) makanan confident,namun menjadi alternatif cemilan,bahkan menjadi lauk,yang dapat secara plur dihidangkan pada semua jenis makanan,kerupuk lambang kesederhanaan namun eksistensinya terus menanjak seiring kemajuan zaman,kerupuk lambang kemiskinan namun dengan tenang bisa kemeriuk dilahap konglomerat,kerupuk sesuatu yang sederhana namun memiliki eksistensi yang melintasi generasi,menembus masa dan menempatkan diri pada jajaran relevansi interpersonal kuliner modern,mendampingi serbuan rasa yang termodifikasi,kerupuk telah menawarkan diri menjadi santapan lokal namun mengandung makna kesederhanaan yang bertahan seiring perjalanan waktu.
Lomba makan kerupuk memiliki makna yang dalam bagaimana manusia diajarkan untuk berlomba menggapai kesederhanaan,namun harus memiliki kekuatan dalam perjuangan,goyangan tali pada kerupuk melambangkan kesederhanaan dalam hidup selalu terombang ambing dalam godaan,keterpurukan,bahkan kejenuhan,namun dengan pelan dan pasti kita akan melahap kesederhanaan kerupuk hinggap kriuk terakhir,akan mendapatkan hadiah,kemeriahaan tujuh belasan akan menciptakan symponi melodi kriuk....
Tujuh belasan juga identik dengan balap karung,balap karung adalah bentuk nyata kehidupan dialam kemerdekaan,dimana waktu terus berlari kencang,namun belenggu akan memperlambat laju gerak manusia dalam mengejar cepatnya lintasan waktu,dengan perjuangan yang tanpa lelah,belenggu karung akan membuat manusia berlomba,menuju garis finis kehidupan,dan terus berusaha berjalan beriring dengan waktu bahkan tak sedikit yang berusahan diluar nalar manusia mendahului waktu...
17 Agustus 2015 telah berlalu...namun hari hari setelah tujuh belas agustus akan selalui kita lalui,euforia pesta mulai redup semangat kenegaraan akan menurun,17 kembali datang membawa ruh itu,hingga bangkit lagi semangat kita
Merah Putih Telah berkibar di puncak gunung tertinggi didalam lautan di curamnya tebing,Kita sama2 sudah menundukkan kepala mengingat dan mengenang jasa pahlawan.
Indonesia Raya menjadi Paduan suara terbesar,mengalun dari jauhnya hutan sumatera hingga ke Istana megah di Jakarta,Ratusan bahkan Ribuan Pemimpin bangsa,telah mengikrarkan kembali teks proklamasi,Soekarno - Hatta Bergaung di seluruh mata Angin Nusantara....
Pekik Nyaring Kemerderkaan Bernada Cempreng,tulus di ucapkan oleh bocah bocah Indonesia...
Kebersamaan ini akan terus terpatri dalam sanubari,
Mari Ngopi,Ngudut,Ngarit,Isi Kemerdekaan Dengan Membumi,Nangkring dan Topo Seliro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages