
Dulu Periode 1981 an cerita e mbah mbah tuek zaman biyen,
banyak yang cemooh orang ikut program transmigrasi,Ikut Transmigrasi berarti harus mesti siap hidup didaerah baru,daerah di pedalaman yang peribahasa orang palembang Jin aja Ogah Nempatin, Lah wong namanya bumi harapan,bumi impian yo kudu nerimo,namun sekian tahun berlalu,kehidupan itu terus berbalik bahkan berputar,dulu konotasi anak Transmigrasi itu udik,norak,kampungan,bahkan kismin sekarang,anak transmigrasi hidup enak.rada mewah yang pasti asyik..mau apa mudah,ditambah lagi geliat hidup di kampung bekas transmigrasi sekarang akses internet lancar,iso wifian gratis mene,wih nambah ra kerasa..
ada satu komunitas unik di kampung suka damai,diujung plakat tinggi,di garis terdalam sumatera selatan,yaitu anak nongkrong gorong-gorong,wah nongkrong kok di gorong-gorong,napa gak di sevel aja kayak cerita anak anak alai,loh inilah pribumi asli mencintai aslinya kultur ndeso,kultur unik
Sudut Transmigrasi
Gorong-gorong bukan sekedar saluran air,gorong-gorong merupakan tempat paling enak buat nongkrong bercerita tentang pulang magrib, tentang presiden,bahkan komunitas ini menjadi daya tarik tersendiri karena secara komunal mereka memiliki akses massa yang relatif banyak,mudah di perngaruh hingga punya cerita kehidupan masing masing, komunitas yang tidak secara masif digiring pada satu topik namun mereka mengalir dan terus berkumpul,secara suka rela generasi tongkronger gorong-gorong ini menciptakan ruang tersendiri dalam membentuk komunitas,yang selalu bercengkerama dari masalah beras,karet murah hingga isu hangat,bahkan mereka juga di tarik ke zona abu abu politik,komunitas ini kadang menangguk keuntungan besar dari permainan demokrasi,kadang mereka menjelma menjadi ustadz,kadang mereka mempunyai rencana tindak nakal,namun dari gorong-gorong inilah tidak ada kepalsuan,tidak ada kemunafikan,mereka mengalir mengikuti perubahan zaman, sudah beberapa generasi yang menjadi pioner anak gorong-gorong,seolah memiliki nilai sakral,belom jadi anak suka damai jika tidak nongkrong di gorong-gorong,meski gorong-gorong kadang sudah berubah bentuk,kadang menjadi janji politik,namun tetap jadi tempat nyaman kaum protetelar dalam menghabiskan udut,menghirup dan menghela,bercengkerama,sekali dua ada yang ketiban rezeki mujur,menyajikan minuman gelas murah,namun gelak tawa dan senda gurau inilah yang menjadikan gorong-gorong seolah memiliki nyawa,gorong-gorong tidak sesuci candi tidak semegah sevel atau starbucks karena kami tidak pernah mengenal itu, namun gorong-gorong memiliki roh dalan menyatukan kami....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar