mungkin judul ini cukup kontraversi,bahkan menjurus pada pembelajaran sok tahu berlapis egoisme semata,namun ini sebuah realitas akan kehidupan nyata,dan ini yang dirasakan segenap lapisan masyarakat pribumi yang kadang kurang membumi,setiap tahun bahkan itu sudah termaktub dalam siklus hidup bangsa indonesia yang secara kolosal menjadi rutinitas kehidupan nusantara,MUSIM KEMARAU...
Mungkin kemarau tahun ini tidak begitu panjang,tidak setenar kemarau tahun 1997 setahun sebelum lengsernya Mbah Harto,tahun perubahan namun kadang berubah dari keadaan baik ke keadaan jauh lebih baik...namun kemarau tahun ini menjadi trending topik bukan karena keringnya kemarau namun kerennya salju tahunan Indonesia..Kabut Asap Pekat..Asap satu cerita yang sangat tenar yang membuat jutaan anak usia sekolah harus belajar dirumah,mengurangi jam bermain,dan bersiap terserang batuk dan pilek....
Asap menjelajah setiap ruang publik,bertebaran di setiap siaran televisi mengalahkan live show kehidupan seorang artis,Asap menjadi perbincangan kelas protetelar hingga kaum priyayi,Asap Menggeser Rencana Pembangunan dan mulai di Ributkan di Kancah Pemerintahan Negeri ini,Asap Mulai memasuki fase dimana Asap menembus ruang Politik,Menghajar Tatanan Hidup Normal Masyarakat,melayang dalam hembusan angin sisa efek domino elnino,bercampur dengan kering kerontangnya bumi hijau ku..Bumi Menguning bahkan memerah serta menghitam menghangus legam,sisi hijau hanya dalam gambaran abstrak anak TK...
Asap melupakan satu hal penting asas hidup Masyarakat Yaitu Air,Krisis Air adalah hal yang terlupakan entah ini bentuk pengalihan isu sebenarnya...masyarakat lebih penting air dari pada sekedar menghirup asap,toh air bersih adalah ujung tombak kehidupan,air merupakan salah satu hal yang dapat mengubah tatanan hidup manusia,asap hanyalah efek kamuflase masalah sebenarnya...
Namun jika kita hanya bisa salahkan asap,keluhkan sulitnya air,dan terlenan dengan siklus kemarau,maka itu akan sia sia,pelan pelan kita kan lena pada saat hujan mulai mengguyur,semua itu akan hilang bersama ribuan rintik hujan,dan kehidupan berjalan normal tanpa ada rintihan,tanpa ada hujatan dan tanpa ada kegersangan, mari kita bergandeng tangan,bersama mengasuh alam ini,Alam mulai renta dan tua,banyak hal yang harus kita perbuat agar kerentaan alam ini akan tetap bertahan,bersama kita memberikan efek edukasi bukan reward dan punishman,bersama membuat kontrol bukan untuk menyalahkan.
Alam akan terjaga jika kita saling memamhami dan saling menyanyangi untuk alam kita,bukan hanya mementingkan sisi perut saja,tanpa memikirkan dampak, mungkin menjaga alam hanya pelajaran Anak SD dan TK, kadang kita memperhatikan keseimbangan Alam hanya dianggap Ideologis salah, Ketika terbenturkan dengan sisi ekonomi sisi hajat hidup maka membuat kita tidak berdaya,namun pelan dan pelan mari kita pelajari pelajaran anak SD ini agar Asap,Kekeringan,Banjir tidak begitu ganas menggerogoti nilai nilai hidup..namun paling tidak kita memiliki survive,dan mengingat bahwa kita memang tergantung dari Alam
Jurnal di penghujung Kemarau 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar